Jembatan Kali Kuto Kendal atau yang lebih populer dengan sebutan Pantura ini menjadi lokasi ikonik karena menjadi penghubung antara dua kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu dari Batang menuju Kendal. Apakah kamu sudah pernah melalui jalur ini saat bepergian, Sobat Petualang?
Jika kamu bertanya-tanya di km berapa lokasi ini, jembatan Kali Kuto Kendal berada di kilometer 519 yang terletak di jalan tol. Banyak hal menarik yang kalian ketahui mengenai jembatan ini, sehingga jika kamu belum mengetahuinya, artikel ini menjadi sumber informasi yang tepat banget deh untuk kamu baca!
Fakta Menarik Jembatan Kali Kuto Kendal
Jembatan yang mempunyai ciri khas berwarna merah ini memang menarik perhatian banyak orang karena penerapan desainnya yang begitu estetik, yakni melengkung di kedua belah sisi dan menyala saat di malam hari. Namun, tahukah kamu? Ada beberapa fakta-fakta menarik loh yang perlu kamu tau.
1. Perakitan Material Jembatan
Dalam proses pembangunan jembatan Kali Kuto Kendal, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sengaja menerapkan perancangan khusus, sehingga menunjang tiga aspek utama, yaitu estetika bangunan, kekokohan saat penggunaan, dan mampu berfungsi secara optimal.
Menggunakan baja sebagai bahan baku utama, perancangan material jembatan ini melakukan proses perakitan di tiga kota yang berbeda, loh. Tiga kota tersebut di antaranya adalah Tangerang, Serang dan Pasuruan.
Meskipun ada beberapa material yang pembuatannya di luar negeri, yaitu Perancis, akan tetapi proses perakitannya tetap di kerjakan oleh orang Indonesia.
2. Proses Perakitan Jembatan Kali Kuto Kendal
Belum banyak yang mengetahui, meskipun pembuatan jembatannya rampung pada kurun waktu singkat, ternyata proses perakitannya harus melalui 12 segmen. Sehingga setiap pemasangan material sangat memerhatikan dan menerapkan prinsip zero tolerance (tidak adanya kesalahan).
3. Perancangan Jembatan Secara Khusus
Jembatan Kali Kuto Kendal mencetak sejarah sebagai jembatan pertama di Indonesia yang proses struktur perakitannya di kerjakan secara langsung di lokasi pembangunan. Jembatan ini mempunyai enam jalur yang masing-masing terbagi menjadi dua bagian, tiga jalur ke arah kanan dan kiri.
Untuk memastikan bahwa kekuatan jembatan tidak akan mengalami permasalahan, di setiap sisi jembatan terdapat penyangga berupa kawat besar. Hal ini dilakukan karena perkiraan kendaraan yang akan melewati jembatan ini sekitar 26.000 unit per harinya.
Daya Tarik Jembatan Kali Kuto Kendal
Tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi pengendara saat melewati Provinsi Jawa Tengah saja. Lebih dari itu, jembatan ini juga mempunyai daya tarik yang menjadikannya lokasi favorit untuk banyak orang berkumpul bersama keluarga, teman, dan orang terkasih. Wah, menarik banget, ya?
Daya tarik dari jembatan Kali Kuto Kendal akan kamu temukan saat malam hari. Panorama jembatan yang berpadu dengan aliran sungai semakin indah dengan penambahan cahaya lampu. Hal inilah yang menjadikan warga sekitar berinisiatif untuk menjadikan lokasi ini sebagai tempat wisata.
Tidak perlu merogoh kocek yang dalam, kamu dapat menikmati aneka jajanan makanan ringan hingga berat di sekitar jembatan. Bayangkan, menyantap hidangan lezat sembari melihat kerlap kerlip cahaya yang memenuhi jembatan akan terasa sangat menyenangkan. Hmm, bikin betah pasti ya?
Keindahan di sekitar jembatan kali Kuto Kendal inilah yang menjadi lokasi favorite kaum milenial untuk mengabadikannya melalui foto dan video dengan latar belakang jembatan. Sehingga bisa kamu jadikan koleksi foto digital yang menarik untuk di-post. Apakah kamu tertarik untuk mengunjunginya saat malam hari?
Seluk Beluk Jembatan Kali Kuto Kendal
Pembangunan jembatan pantura Kendal tidak hanya sekedar sebagai ikonik dengan bangunan yang menonjolkan estetika saja. Namun, lebih dari itu, terdapat hal penting yang menjadikan jembatan ini dibangun, sehingga kamu harus mengetahui seluk beluk dari proses pembangunannya.
1. Menerapkan Desain Swing Arch
Salah satu faktor yang menjadikan pembangunan jembatan Kali Kuto Kendal mempunyai kesulitan tinggi adalah karena menerapkan desain Swing Arch. Sama seperti namanya, jembatan ini mempunyai kondisi menggantung dan mengandalkan kawat tebal sebagai penyangga.
Proses perancangan konstruksi jembatan tersebut jika diperhatikan hampir menyerupai proses yang dilakukan di Papua. Hal yang membedakannya hanya pada proses perakitannya, yakni praktiknya langsung dilakukan di lokasi pembangunan.
Lihat postingan ini di Instagram
2. Proses Pembangunan Dipercepat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembangunan jembatan ini hanya membutuhkan waktu yang singkat, yaitu kurang dari satu tahun, terhitung dari bulan April hingga Desember 2018. Memasuki tahun 2019, penggunaan jalur di jembatan ini sudah digunakan secara massal.
Hal tersebut bisa terjadi karena pembangunan jembatan sengaja dipercepat untuk mempermudah para pemudik melintasi kawasan di Jawa Tengah. Dengan pengerjaan yang sulit dan kurun waktu yang singkat, tidak heran jika jembatan ini menjadi ikonik di Tol Trans Jawa.
3. Penggunaan Lean Concrete dan Rigid Pavement
Tidak hanya mengandalkan kawat penyangga saja, jembatan ini juga menerapkan Rigid Pavement dan Lean Concrete. Fungsi dari Rigid Pavement adalah sebagai penguatan semen dengan menggunakan bahan agregat dan menjadikan tingkat kekuatannya sangat tinggi.
Sedangkan Lean Concrete berfungsi untuk menahan proses penyerapan air semen supaya tidak dapat menembus ke bagian bawah struktur jembatan. Biasanya, ketebalannya dapat mencapai 10 cm.
Terlepas dari desainnya yang begitu unik dan estetik, jembatan kali Kuto Kendal memang menyimpan hal menarik dan menjadikannya spesial. Jadi, ketika kamu melewati jembatan ikonik ini, jangan lupa untuk mengabadikannya, ya!